Desa Sumbersuko, sebuah desa yang terletak di Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, punya cerita berbeda di pertengahan tahun 2025 ini. Cerita tersebut berasal dari 13 mahasiswa Universitas Jember yang menjalankan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Membangun Desa (UMD). Bukan hanya hadir sebagai tamu, mereka benar-benar ikut mewarnai kehidupan desa. Program yang mereka usung berhasil mencuri perhatian. Keduanya berjalan beriringan dengan menggabungkan unsur teknologi, edukasi dan kepedulian terhadap kesehatan.
Berbekal kemampuan dan alat yang yang mendukung, serta semangat kolaboratif para mahasiswa menyusuri setiap sudut desa. Dimulai pada hari Senin, 28 Juli 2025 mereka bergerak dari posko menuju Dusun Kriyan untuk mendokumentasikan pembuatan telur asin, kemudian menuju Dusun Wonogriyo dan Bumbungan yang merupakan mempunyai potensi UMKM budidaya jamur tiram yang menjanjikan.
Selain itu, mereka juga mengabadikan keindahan sumber mata air yang terletak di Dusun Kaliputih dan Sumbersuko 2, lengkap dengan panorama hamparan sawah di Dusun Sumberbendo, Ngipik, dan Jatikunci. Semua footage ini diambil untuk dijadikan video profil desa yang bertujuan memperkenalkan potensi lokal kepada masyarakat luas, baik untuk keperluan promosi wisata, investasi desa, maupun dokumentasi jangka panjang. Video ini bukan sekadar hasil rekaman visual, tetapi sebagai bentuk apresiasi mahasiswa terhadap kekayaan dan kearifan lokal yang dimiliki Sumbersuko. Melalui kacamata mahasiswa, wajah desa tampil menjadi lebih hidup, berwarna, dan penuh cerita.
Tak hanya sibuk dengan kamera, mahasiswa KKN juga hadir di tengah anak-anak Sekolah Dasar untuk menjalankan program edukasi kesehatan gigi dan mulut. Dengan gaya yang santai dan juga kreatif, mereka memperkenalkan cara menggosok gigi yang baik dan benar. Tak ada ceramah panjang, melainkan permainan, simulasi, dan interaksi seru yang membuat anak-anak antusias belajar sambil tertawa. Melihat senyum ceria para siswa saat mempraktikkan cara menyikat gigi yang benar menjadi kepuasan tersendiri. Terlebih, edukasi semacam ini sangat jarang diperoleh anak-anak di lingkungan desa. Program ini pun menjadi salah satu kegiatan yang paling berkesan bagi para mahasiswa dan guru di sekolah.
Program KKN ini menunjukkan bahwa pengabdian tak harus dilakukan melalui kegiatan besar. Terkadang video sederhana yang merekam aktivitas harian warga atau edukasi ringan di kelas justru memberikan dampak yang jauh lebih dalam. Mahasiswa belajar berbaur, masyarakat merasa dihargai, dan desa memiliki jejak digital yang bisa dibanggakan. Di sisi lain, anak-anak tumbuh dengan pemahaman baru tentang pentingnya menjaga kesehatan sejak dini.